|
Nama saya Tya Sulestyawati, tetapi sekarang masyarakat lebih mengenal saya
sebagai Tya Subiakto. Saya dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1979,
sebagai putri tertua dari pasangan H. Subiakto Priosoedarsono dan Hj. Aan
Anggraini Subiakto.
Pada umur 3 tahun, saya disekolahkan di Yayasan Musik Indonesia untuk belajar electone. Ketika berumur 4 tahun, saya tertarik dengan alat musik piano, dan akhirnya mengambil piano class. Kemudian, di usia 6 tahun, saya dipindahkan ke Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik Jakarta (SMYPM) untuk belajar piano klasik kepada Ibu Nirda Syafri dan Ibu Lucky Chandranata mulai dari tingkat elementer sampai dengan tingkat 6 (selama 7 tahun). Selama di tingkat 5 dan 6, saya juga diajar clarinet dan alto saxophone oleh Bapak Eddy S. Partadinata. Lalu akhirnya lulus serta mendapatkan ijazah. Selain menguasai alat musik, saya juga belajar olah vokal. Sejak berumur 3 tahun pula saya belajar menyanyi bersama Bapak Pranadjaja (alm.) di Bina Vokalia Pusat. Tetapi karena harus berkonsentrasi untuk mengikuti ujian akhir sekolah, saya berhenti dari Bina Vokalia. Setelah itu dilanjutkan dengan belajar vokal pada Bapak Richard Awuy pada saat saya duduk di kelas 1 SMP. Sayangnya, kegiatan ini hanya berlangsung selama beberapa bulan karena beliau harus pindah ke Singapura untuk menjadi pendeta disana. Setelah lulus dari sekolah musik, saya sempat pula belajar dengan beberapa musisi terkemuka Indonesia, yaitu Bapak Elfa Secoria dan Bapak Indra Lesmana. Tetapi karena kesibukan mereka, saya tidak dapat belajar lebih lama sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk belajar sendiri (otodidak). Ketika bersekolah di SMUN 34 Jakarta, saya mengikuti kegiatan paduan suara sekolah yang kemudian selalu berprestasi sebagai juara pertama lomba paduan suara baik itu tingkat Jakarta Selatan maupun DKI Jakarta dengan posisi sebagai dirigen selama 2 tahun berturut-turut.. Pada saat itu pula saya menciptakan lagu "Hymne & Mars SMU 34". Selama aktif di paduan suara tersebut, saya banyak belajar tentang harmonisasi suara manusia serta menganggap perlu untuk sekolah musik kembali. Berangkat dari kegiatan ini, saya bersama beberapa teman akhirnya membentuk grup acapellla yang kami namakan Gravo 6 (Grazia Voalista Six). Ketika itu juga, T&T mulai terbentuk. Awalnya bernama Bazel-B yang berdiri pada tanggal 15 April 1995 di Bandung pada saat saya bersama kedua adik saya; Dion Wardyono (Dion) dan Sati Setiawati (Sati) dibantu pula oleh seorang pemain gitar yang tak lain adalah saudara sepupu saya Wishnu Laksmana, memainkan aliran fusion di Elfa's Music School Concert. Lalu pada awal Januari 1996, Bazel-B berganti nama menjadi T&T X-plosion. T&T diambil dari singkatan Tya, Dion, Sati, sedangkan X-Plosion berarti hasil musik T&T. Dimulai dari bulan Juli 1996, kami mengikuti beberapa event diantaranya ARH-Jamz Session dan Jakarta Jazz Festival 1996 dengan hasil yang cukup memuaskan. Lalu pada awal tahun 1997, T&T menambah 3 orang anggota yang kami ambil dari Bulldozer Marching Band terdiri dari 2 trumpet dan 1 trombone. Sejak itu, kami banyak membuat karya-karya instrumental serta menambah aliran latin dalam band kami. Kegiatan saya setelah itu diantaranya 2 kali mengikuti Konser Betawi atas ajakan Bapak Elfa Secoria dan juga Orchestra Kartini di bawah pimpinan Widya Kristianti pada bulan April 1997 yang sudah pasti menambah ilmu serta pengalaman saya. Selepas kegiatan tersebut, karena saya harus mengikuti ujian akhir SMU maka untuk sementara waktu T&T X-plotion terpaksa vakum. Setelah lulus SMU di awal bulan Juni 1997, saya dipekerjakan menjadi jingle maker/jingle supplier di Hotline Advertising karena saya kurang berniat untuk meneruskan sekolah ke perguruan tinggi. Sementara itu pula T&T X-plotion makin berkembang hingga menjadi big band atas kontribusi beberapa musisi senior yang terdiri dari 1 trombone, 1 tenor saxophone, 2 alto saxophone, dan 2 trumpet. Acara yang kami ikuti antara lain Prambors Wow Mania dan juga Jakarta Jazz Festival 1997 dimana kami menambahkan Mini Choir T&T' sebagai pelengkap T&T X-plotion. Dimulai pada awal tahun 1998, saya diserahi cukup banyak pekerjaan dalam membuat jingle seperti jingle iklan layanan masyarakat untuk CMNP dan Indosat yang berisi Shalawat Badar. Pekerjaan inilah yang menjadi cikal saya mengenakan jilbab. Selepas itu Bank Mega juga ingin dibuatkan iklan layanan masyarakat yang memakai jingle Shalawat Badar disertai Neno Warisman sebagai talent player-nya. Lalu Bapak Subiakto Priosoedarsono, pencetus acara Mega Shalawat, dari Hotline Advertising mempercayakan saya untuk membuat orchestra hanya dalam waktu 10 hari. Pekerjaan berat itu dengan disertai sholat, tawakal, sabar, dan ikhlas akhirnya dapat saya selesaikan hingga terwujudlah T&T Orchestra. Alhamdulillah, kepercayaan yang diberikan pada saya tersebut berakhir cukup memuaskan walau itu adalah penampilan kami yang pertama dan saya yang menanganinya dapat dikatakan 'anak baru' di bidang ini. Setelah itu dalam hati saya sempat berkata, "mungkin ini yang pertama dan juga yang terakhir". Ternyata Allah berkehendak lain, T&T Orchestra kemudian dipercaya kembali untuk menangani beberapa event, seperti: Opera Si Nyamuk, Ya Nabi Salam, Suara Anak Sekolah, Sekali Merdeka Tetap Merdeka, Semangat Merdeka, Indonesia Bersatu, Mujizat Isra Miraj, Biang Mania 99, Marhaban Ya Ramadhan, Ramadhankan Hatiku, dan Malam 1000 Bulan. Sejak event Sekali Merdeka Tetap Merdeka, kami mengaudisi peminat T&T Choir yang berjumlah 400 orang menjadi 40 orang dan berdampak pula pada T&T Orchestra hingga menjadi sebuah orchestra yang solid dan homogen dengan tujuan syiar Islam serta menjaga persatuan kesatuan bangsa dan negara. | kembali ke atas! | |
| tentang | resume | foto | buku tamu | kata mereka | hubungi | credits | history | home | |